Sabtu, 13 November 2021

KESULITAN DALAM BELAJAR PADA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR DAN CARA MENGATASINYA

 UNISNU JEPARA

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Ujian Tengah Semester Bimbingan dan Konseling

Nama : Hernum Satyanoviani Putri

NIM : 201330000609

Kelas : 3.PGSD.A1

Dosen Pengampu : Naili Rofiqoh, S.Psi,M.Si.

Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling SD (Bidang Belajar)



KESULITAN DALAM BELAJAR PADA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR DAN CARA MENGATASINYA

Pendidikan adalah usaha sadar serta terencana dengan tujuan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik aktif untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan dan pengetahuan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta ketrampilan dalam bermasyarakat. Peran guru dan sekolah melalui proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan dalam pendidikan sangat penting dan diharapkan. Namun untuk mewujudkan itu semua tidak mudah dan banyak berbagai hambatan yang dihadapi di lapangan, salah satunya adalah peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan dalam belajar merupakan kondisi dimana peserta didik tidak belajar dengan maksimal dan dengan semestinya suatu kondisi yang disebabkkan karena adanya gangguan, kendala dan hambatan tertentu dalam proses belajarnya. Kesulitan dalam belajar sering dilabeli bodoh oleh orang yang berada disekitarnya. Belajar merupakan kegiatan untuk memperoleh suatu peningkatan pengetahuan, perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman-pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut dengan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Untuk itu tujuan dari penelitian ini sebagai upaya dalam mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar serta menciptakan lulusan peserta didik sebagai SDM yang berkualitas yang perlu adanya penanganan bersama-sama antara semua pihak baik dari pihak orangtua, guru dan masyarakat. Untuk penanganan masalah kesulitan dalam belajar di sekolah bisa dilakukan dengan guru di sekolah, khususnya guru bimbingan konseling atau BK dengan pelaksanaan secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Guru BK merupakan pendidik yang ada di lingkungan sekolah yang berperan untuk mengarahkan siswa terkait dengan memanajemen diri, kebiasaan, pengerjaan tugas-tugas yang sesuai dan teratur serta tingkah laku yang diharapkan dapat sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Selain itu guru BK bisa menjadi mediator antara orangtua dan sekolah, guru bk juga dapat membantu untuk memberikan konseling kepada peserta didik yang mungkin mengalami masalah dan juga kesulitan dalam proses belajar, kesulitan dengan prestasi belajar di sekolah dan membantu peserta didik untuk mencari jalan keluar yang tepat. Dengan demikian, tujuan guru mengenal peserta didik supaya guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara efektif serta membantu peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi, masalah belajar dan sosialnya.

Kategori kesulitan dalam belajar meliputi, kesulitan membaca dan menulis, peserta didik yang lama dalam mengerjakan tugas, permasalahan dengan ketrampilan berhitung matematika, kesulitan dalam mengingat apa yang disampaikan guru saat proses pembelajaran berlangsung, peserta didik yang kurang fokus, peserta didik yang mengalami kesulitan mengikuti petunjuk, maslah kerapian dan kesulitan dengan konsep yang berkaitan dengan waktu. Karakteristik peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar :

Kesulitan untuk mengerjakan tugas dan cenderung mudah terganggu

Kesulitan menemukan cara yang sesuai untuk mengatakan sesuatu

Kesulitan belajar kosa kata baru

Kesulitan dalam mendengarkan dengan baik

Kesulitan memahami apa yang dikatakan guru

Tanggapan yang cenderung tidak tepat 

Hasil atau nilai pembelajaran yang tidak memuaskan

Kesulitan menghadapi hal baru yang terjadi disekitarnya

Adapun beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar :

Faktor internal

Faktor internal merupakan penyebab yang berasal dari diri peserta didik itu sendiri. Hal-hal yang menyebabkan kesulitan dalam belajar meliputi, gangguan pada kesehatan peserta didik, kelainan pada penglihatan dan pendengarannya, rendahnya dan sulit dalam konsentrasi belajar, dan lain-lain. Faktor internal mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Terdapat dua aspek yang ada di faktor internal yaitu :

Aspek fisiologis, merupakan kondisi fisik jasmani atau ketegangan otot yang mempengaruhi kebugaran tubuh yang sangat berpengaruh terhadap kesiapan dan semangat peserta didik dalam kegiatan belajar. Apabila kondisi peserta didik yang sedang kurang sehat, maka saat proses pembelajaran berlangsung akan menghambat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat mengakibatkan kesulitan dalam belajar pada peserta didik. Maka dari itu pentingnya kondisi fisik yang sehat pada peserta didik dalam proses pembelajaran berlangsung supaya memperoleh pemahaman dan hasil belajar yang maksimal.

Aspek psikologis dapat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil pembelajaran peserta didik yang meliputi : kecerdasan, bakat, minat dan juga motivasi.

Faktor eksternal 

Faktor eksternal merupakan berbagai penyebab yang dialami peserta didik yang berasal dari luar diri peserta didik itu sendiri, yang meliputi : keluarga, ekonomi keluarga, sekolah, para guru, staf administrasi, teman-teman sekelas, masyarakat, gedung atau sarana dan prasarana di sekolah, lingkungan, letak tempat tinggal peserta didik dan keadaan cuaca yang dapat mempengaruhi dalam semangat belajar peserta didik. Para guru yang menunjukkan sikap dan tingkah laku simpatik serta memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat dalam proses mengajar berlangsung. 

Keluarga merupakan peranan yang cukup besar terhadap keberhasilan dalam pendidikan peserta didik yang bersangkutan. Dalam hal ini apanila pihak keluarga kurang menaruh perhatian, kurang memberikan dukunga, kurang memberikan bimbingan dan motivasi, maka peserta didik akan cenderung kesulitan dalam belajar. 

Lingkungan sekolah merupakan faktor yang paling dominan dan sangat berpengaruh serta menentukan terhadap keberhasilan berbagai upaya pembentukan SDM yang berkualitas. Lingkungan sekolah meliputi faktor ketenagaan, sarana dan prasarana, bahan belajar beserta kelengkapannya, program pendidikan dan manajemennya.

Lingkungan masyarakat merupakan salah satu penyebab timbulnya kesulitan dalam belajar yang dialami peserta didik. Jika peserta didik bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah,maka motivasi dalam belajarnya akan mengakibatkan menurunnya motivasi belajar dan cenderung kurang maksimal dan menguntungkan.  

Berdasarkan uraian diatas bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya masalah pada peserta didik bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Apabila kesulitan dalam belajar peserta didik dibiarkan maka tujuan pembelajaran tidak akan bisa tercapai dengan baik. Selain itu kesulitan dalam belajar memiliki beberapa dampak bagi peserta didik yaitu : Dalam segi psikologik, masalah penggunaan bahasa secara lisan dan tertulis dalam kegiatan mendengarkan, berpikir, membaca dan mengeja, perhitungan, ketidakmampuan dalam memahami dan mengungkapkan bahsa reseptif dan ekspresif, kondisi motorik yang buruk, tingkah laku yang ceroboh yang dapat mempengaruhi fungsi belajarnya. Dalam segi sosial emosional, peserta didik cenderung mengalami ketidakstabilan emosi dan impulvitas yang ditandai seingnya terjadi perubahan yang spontan dalam suasana hati dan temperamen, peserta didik yang secara spontan menyerang orang lain dan spontan berdiam diri pada waktu yang tidak sepantasnya. Dari segi pendidikan kesulitan dalam belajar perlu segera ditangani karena dapat mempengaruhi masa perkembangan belajar peserta didik selanjutnya.  

Untuk mengatasi kesulitan dalam belajar tersebut peserta didik perlu adanya bantuan dari semua pihak, khususnya guru bimbingan konseling pada saat disekolah baik dalam memahami bahan pengajaran maupun dalam mengatasi berbagai hambatan lainnya. Maka perlu dilakukan diagnosis terlebih dahulu untuk memperoleh hasil belajar yang optimal dan maksimal dari peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Diagnosis kesulitan belajar perlu dilakukan karena berbagai hal yang pertama, setiap peserta didik hendaknya mendapatkan kesempatan dan pelayanan untuk bisa berkembang secara maksimal. Yang kedua dengan adanya perbedaan kecerdasan, kemampuan, minat, bakat dan latar belakang lingkungan masing-masing peserta didik. Yang ketiga, sistem pengajaran di lingkungan sekolah seharusnya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk maju dan mengembangkan sesuai dengan kemampuannya. Yang keempat, dalam menghadapi permasalahan yang dialami peserta didik hendaknya guru lebih intensif dalam menanganinya dengan menambahkan pengetahuan dan sikap terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

Untuk melaksankan diagnosis kesulitan dalam belajar harus dilakukan dengan beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap tersebut meliputi :

Mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan dalm belajar dengan melakukan observasi kelas 

Melokalisasikan kesulitan dalam belajar

Menentukan faktor penyebab kesulitan dalam belajar yang sesuai dengan peserta didik dengan bantuan mewawancarai orangtua peserta didik yang mungkin menimbulkan kesulitan dalam belajarnya

Memperkirakan alternatif bantuan

Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya

Pelaksanaan mengatasi masalah tersebut 

Teknik yang bisa digunakan guru bimbingan konseling untuk mendiagnosis kesulitan dalam belajar peserta didik yaitu melelui tes prasyarat baik prasyarat pengetahuan maupun prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Teknik prasyarat merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan dalam mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Wawancara merupakan kegiatan interaksi secara lisan dengan peserta didik atau orangtua peserta didik untuk menggali informasi lebih mengenai kesulitan dalam belajar yang dialami peserta didik. Pengamatan dilakukan dengan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik, dari pengamatan tersebut diharapkan mampu untuk mengetahui jenis ataupun penyebab kesulitan dalam belajar yang dialami oleh peserta didik.

Diagnosis kesulitan belajar dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu teknik tes dan non tes. Dengan mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam belajar melalui tes diagnostik berupaya memperoleh informasi mengenai profil peserta didik dalam materi pokok, pengetahuan dasar yang telah dimiliki peserta didik, pencapaian indikator, kesalahan yang biasanya dilakukan peserta didik, kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal menuntut pemahaman kalimat. Sedangkan teknik diagnostik nontes yang meliputi wawancara, angket dan pengamatan. Informasi yang bisa diperoleh dari teknik nontes yaitu untuk mengetahui kebiasaan belajar peserta didik, kelemahan fisik dan emosionalnya, keadaan keluarga, cara guru mengajar dan lain sebagainya.

Adapun cara guru dalam menangani dan mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar yaitu dengan cara :

Remedial, merupakan usaha perbaikan yang dilakukan terhadap fungsi belajar yang terhambat dengan prosedur : analisis hasil diagnosis, penentuan bidang yang perlu mendapatkan perbaikan, menyusun program perbaikan, melaksanakan program perbaikan, menilai perbaikan belejajar dan mengajarnya

Tutoring, merupakan bantuan yang diberikan secara langsung pada bidang studi terhambat pada peserta didik dengan tujuan mengejar ketertinggalan kelas

Kompensasi, kompensasi diberikan apabila hambatan yang dimiliki berdampak buruk dalam proses pembentukkan konsep dirinya. Misalnya peserta didik mengalami hambatan auditif dapat digunakan saran belajar yang lain. 

Untuk menangani dan mengatasi peserta didik yang kesulitan dalam belajar tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah/guru bimbingan konseling atau bahkan psikolog saja, namun orangtua juga harus terlibat dalam hal ini. Beberapa pelibatan orangtua yaitu : menghargai usaha anak, memberikan tugas anak secara bertahap agar anak tidak bingung, berlaku simpatik dan juga tegas, jangan terlalu memaksa anak dan membantu anak dalam berteman.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan dalam belajar meliputi, kesulitan membaca dan menulis, peserta didik yang lama dalam mengerjakan tugas, permasalahan dengan ketrampilan berhitung matematika, kesulitan dalam mengingat apa yang disampaikan guru saat proses pembelajaran berlangsung, peserta didik yang kurang fokus, peserta didik yang mengalami kesulitan mengikuti petunjuk, maslah kerapian dan kesulitan dengan konsep yang berkaitan dengan waktu. Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya, selain itu dampak yang muncul akibat dari kesulitan dalam belajar dapat diatasi dan ditangani oleh berbagai pihak baik dari pihak keluarga, pihak sekolah khususnya guru bimbingan dan konseling, serta masyarakat sekitar melalui beberapa tahapan. Apabila kesulitan dalam belajar peserta didik dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.





DAFTAR PUSTAKA

Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif Di Sekolah. Jurnal Edukasi,Vol 2, No. 1.

Jeong-Phil Hue. 2021. A Study of the Effectiveness of PBL and Maker Classes Based on Flipper Learning. Problem Based Learning,Vol 8, No. 2.

Ma’ruf Bin Husein. 2020. Kesulitan Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar Studi Kasus Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangwaru Yogyakarta. Cahaya Pendidikan,Vol 6, No. 1.

Muhubbin Syah. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Soegeng Ysh., A. Y. 2012. Pengembangan Sistem Pembelajaran. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.

KESULITAN DALAM BELAJAR PADA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR DAN CARA MENGATASINYA

 UNISNU JEPARA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Ujian Tengah Semester Bimbingan dan Konseling Nama...